Pelajar Jalanan Vlog Script 6: Membongkar Klaim Kota Madiun Ramah Pesepeda

Chapter – Intro

Chapter – Kota Madiun menerima award Ramah Sepeda

Di akhir tahun lalu, Kota Madiun dinobatkan sebagai Kota Kecil Ramah Pesepeda kedua di negeri ini, di acara penghargaan yang diadakan oleh Bike to Work Indonesia.

Media pemerintah kota dan akun pribadi kepala daerah juga memberitakan hal ini.

Pemerintah kota juga memberitakan event sepeda oleh Forum BUMN dan menekankan hal ini menguatkan brand ramah sepeda di kota ini.

Walikota dan jajarannya juga sering diberitakan mengunjungi warga dengan bersepeda. Terlihat kesan ramah sepeda cukup menonjol di Kota Madiun.

Tapi benarkah kota ini benar-benar ramah sepeda?

Chapter – Kualitas Infrastruktur yang Rendah

Kota Madiun punya infrastruktur sepeda, berupa lajur sepeda di beberapa ruas jalan dan tempat parkir sepeda yang ada di…… emmmm, setau saya hanya satu tempat saja. Di sini.

Tentu dengan klaim ramah sepeda, perlu kita lihat bagaimana kualitas dari infrastruktur itu sendiri.

Lajur sepeda tidak lebih dari cat di jalan.

Emmm, kecuali di Jalan Haji Agus Salim ini sih.

Yang juga membingungkan adalah garis lajur sepeda itu sendiri. Ada yang berupa garis putih utuh, garis hijau utuh, ada juga garis hijau putus-putus.

Dan ini yang paling membingungkan, garis utuh putih yang ditimpa dengan garis putus-putus warna hijau.

Beberapa kesalahan warna garis mungkin cukup wajar karena lajur ini mulai dibuat tahun 2020. Yang mana, Pedoman Perencanaan Fasilitas Sepeda baru diterbitkan Kementerian PUPR pada Maret 2021.

Tapi beberapa lajur sebenarnya baru dibuat di akhir 2021 seperti ini (INKA), dan ini (Jalan Salak). Jalur ini terlihat menggunakan cat hijau, tidak sesuai dengan pedoman Kementrian PUPR yang mengharuskan penggunaan cat putih.

Saya juga tidak yakin lebar lajur ini juga sesuai. Pedoman mensyaratkan lebar lajur sepeda minimal. Lajur yang ini terlihat sempit.

Di lajur ini yang paling sempit, meskipun yang ini dicat sebelum penerbitan Pedoman Kementerian PU, rasanya lajur yang ini terlalu sempit.

Pedoman ini mensyaratkan cat thermoplastik dan ketebalan 3 milimeter. Dan di beberapa lokasi, bisa ditemui cat yang memudar tanpa pembaruan.

Chapter – Desain yang Buruk

Selain fisik lajur sepeda ada hal yang perlu dilihat yaitu desain.

Hal yang sangat jelas salah satunya ketika ada lajur sepeda yang melewati parkir on street. Seperti di sini, parkir tidak dibuat pararel dan ruang untuk mobil dalam posisi diagonal ini tidak cukup. Sehingga mobil menutupi lajur sepeda. (per3an HA Salim Alun2)

Di tempat yang punya ruang cukup lebar pun, desain tidak diperbarui sesuai standar di pedoman kementrian PUPR yang mensyaratkan lajur sepeda ada di sisi kiri parkir on street.

Jika Anda pernah bersepeda di Kota ini, Anda pasti juga menemui lajur sepeda yang kadang-kadang di sisi kiri, tapi juga kadang di sisi kanan.

Alasan yang terpikir oleh saya adalah karena sebelumnya sudah ada ruang untuk parkir di sisi kiri jalan.

Dan lajur di sisi kanan ini rasanya tidak nyaman dan membahayakan karena kendaraan bermotor yang lewat lajur kanan biasanya yang mendahului kendaraan lain dan kecepatannya lebih tinggi.

Ketidak konsistenan penempatan lajur ini juga membuat kita harus sering menyeberang untuk tetap selalu di lajur sepeda. Seperti di sini (Tugu),

di sini(BCA),

di sini(dr. Sutomo), di sini(H. A. Salim),

dan di sini (Jatim Cell)…..

Jadinya mudah kita temui pesepeda yang tidak menggunakan lajur semestinya. Bayangkan betapa tidak efisiennya dan berbahaya naik sepeda dan selalu pindah lajur.

Saya tau infrastruktur ini dibuat sebelum diterbitkannya pedoman kementerian. Tapi bagaimana bisa hal ini (pindah lajur),

ini (parkir on street),

dan ini (pro5 – gstreetview), dianggap masuk akal?!

Chapter – Penegakan Hukum yang Payah

Dan sebagaimana juga terjadi di kota lain di negeri ini, lajur sepeda mudah sekali diambil oleh parkir kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor terutama mobil yang parkir di lajur sepeda selain membuat tidak nyaman juga pesepeda harus masuk ke lajur kendaraan bermotor untuk menghindari mobil ini. Tentu kita jadi harus ekstra hati-hati.

Tentu saja hal ini terus saja terjadi dan jadi pemandangan biasa sehari-hari karena memang tidak ada penertiban yang dilakukan.

Chapter – Jalur Sepeda Wisata

Masalah lain dari klaim ramah sepeda Kota Madiun adalah bahwa jalur sepeda yang ada sejak awal direncanakan hanya sebagai jalur sepeda wisata.

Mari kita lihat sebentar peta jalur sepeda wisata ini. Ini adalah jalur wisata 15 km yang dirancang pemkot Madiun, yang nyatanya setelah dicoba hanya sekitar 13 km saja.

Dalam praktek, rasanya jalur ini kurang tepat jika disebut jalur. Lebih tepat rute saja. Dan sebagai rute, jalur sepeda ini tidak berguna untuk keperluan sehari-hari, karena tidak mengkoneksikan tempat-tempat penting.

Misalnya jika Anda tinggal di pemukiman di sini kemudian mau belanja di sini, tidak ada jalur sepeda yang dilewati selain sedikit di depan pasar.

Rute ini juga tidak memenuhi fungsi sebagai jalur sepeda yang bertujuan memberi lajur khusus kepada sepeda demi keamanan mereka. Bahkan bisa kita lihat ketika orang-orang dari pemerintahan bersepeda, mereka tidak menggunakan jalur yang mereka buat sendiri.

Jika Anda berpikir jalur ini bagusnya untuk wisata, saya tidak setuju. Saya sudah mencoba jalur ini yang videonya saya unggah sebelumnya.

Chapter – Perencanaan pembangunan yang buruk

Poin berikutnya, jalur sepeda ini terkesan dibangun dengan perencanaan yang tidak matang.

Misal di sini, kita bisa melihat ada bekas jalur sepeda juga di sebelah kiri. Karena memang sebelumnya ada jalur sepeda, yang kemudian di proyek selanjutnya ketika trotoar dibangun jalur ini ditimpa begitu saja. Padahal rentang waktu pembangunan tidak jauh.

Di jalan ini kita juga bisa melihat lajur double. Mungkin ada kesalahan pengukuran lebar tapi tidak dihapus kemudian dibiarkan begitu saja.

Dan pemerintah kota juga tidak keberatan sama sekali, di lajur sepeda ini dibangun gapura dari logam, lengkap dengan gemerlap lampu-lampunya.

Emmm, saya penasaran dari mana pemkot selalu punya uang untuk pembangunan proyek-proyek demi estetika ini. Coba kita cari. Ooooooo, oke (Show CSR Bank Jatim).

Mungkin memang tidak masalah memasang foto kepala daerah ukuran besar dengan dana CSR.

Daan ini kadang terjadi pada gapura ini. (Show mati sebelah)

Chapter – Kebijakan tentang Pohon yang tidak jelas, sekaligus tempat penanamannya.

Jika Anda sering bersepeda Anda pasti memahami bahwa naungan pohon atau bangunan yang teduh adalah hal penting.

Selama bertahun-tahun tinggal di sini, baru tiga tahun terakhir ini saya melihat penebangan pohon paling masif terjadi di kota ini.

Di beberapa foto yang saya ambil, terlihat bahwa pohon yang ditebang bukan karena tua atau mengganggu. Ini jelas pohon yang sehat, hanya saja ingin diganti dengan pohon baru yang berbunga.

Di jalan ini pembatas yang punya banyak pohon dirobohkan. Padahal sebelum dirobohkan, ini bisa kita sebut lajur sepeda impian.

Dulunya jalur ini terlihat seperti ini, banyak pohon ditanam. (Gstreetview)

Kemudian pohon ditebang dan diganti dengan pohon kelapa. Sebuah video yang diambil pada akhir Desember 2020 menunjukkan pohon kelapa belum ditanam. (SHOW DATE)

Artinya pohon baru ditanam setelah itu. (2 Jan 2022)

Dalam rentang sekitar setahun saja, pohon mulai dihilangkan dan pembatas mulai dirobohkan. (DUNGUS PP, 6 Feb 2022 – SHOW DATE)

Kemudian pepohonan di pembatas jalur sepeda sepenuhnya hilang pada Februari 2022. (RUTE WISATA 20 Feb 2022 – SHOW DATE & NEIGHBORHOOD 20 Maret 2022)

Chapter – Angkutan umum yang nihil.

Kita tau bahwa tidak semua perjalanan dalam kota bisa dilakukan dengan sepeda. Bisa saja karena usia, khawatir soal keamanan, jarak, atau hal lain. Sehingga ketersediaan transportasi umum sangatlah penting.

Kota Magelang jadi No. 1 ramah sepeda bisa jadi juga karena punya angkutan umum, sehingga jalanan tidak terlalu penuh oleh kendaraan bermotor pribadi, naik sepeda akan lebih nyaman.

Mari kita pergi sebentar ke Kota Magelang, dan naruh manusia kuning di tempat yang random. Oh ternyata cukup mudah menemukan angkot di kota ini.

Berbeda dengan Magelang, Kota Madiun meng-klaim ramah sepeda tanpa ada angkutan umum. Nihil. Halte bus juga terlihat usang tidak terpakai.

Alih-alih menyediakan transportasi umum, inilah fasilitas transportasi publik yang dibanggakan oleh Pemkot Madiun: kantong parkir.

JRENG (sumber umis)

JRENG (dr. sutomo)

JRENG (jl. jawa)

JRENG (perintis)

Oh ya lupa, Madiun punya bus. Supaya objektif, kami menilai menyediakan bus sekolah adalah hal yang bagus, jika benar-benar dimanfaatkan akan mengurangi kepadatan di jam sibuk.

Selain bus sekolah juga bus wisata yang, emmmm.. kami lihat selalu parkir saja di sini. Saya juga mengira bus ini bukan untuk transportasi karena berpelat merah, bukang kuning. Kalau malam mereka dipulangkan ke garasi yang entah ada di mana.

Dan ini pernah terjadi ketika bus dipulangkan.

Chapter – Pelanggaran kendaraan besar

Masalah lain dan cukup mendasar, tentu soal keselamatan di jalan.

Di jalan ini jelas ada rambu kendaraan besar dilarang melintas. (show jalan stasiun)

Tapi truk pertamina ini bisa lewat.

Dan yang membuat lebih ngeri adalah truk dengan tangki paling besar, 24 ribu liter, juga bisa lewat di jalan yang mestinya terlarang untuk mereka.

Padahal di jalan ini banyak anak sekolah yang lewat untuk berangkat atau pulang.

Dan di jalan yang sering saya lalui ini juga ada rambu larangan truk. Tapi berpapasan dengan truk adalah hal biasa.

Bahkan pernah harus minggir dan berhenti karena truk besar. Tentu rasanya lebih mengerikan di kenyataan daripada yang tertangkap kamera.

Hal ini membuat bersepeda di sini berasa sangat menyeramkan. Dan membuat kami semakin merasa tidak aman di jalan.

Dan hal ini terus terjadi karena tidak ada penegakan hukum yang dilakukan. Pedulikah pemangku kebijakan dengan keselamatan kami?

Chapter – B2W Award sebagai sikap politik

Faktanya ironisnya, hanya beberapa pekan sebelum kota ini mendapat penghargaan ramah sepeda. Seorang pesepeda meninggal dunia tertabrak truk pertamina.

Mari sejenak kita berpikir tentang penghargaan ramah sepeda ini. Adilkah sebuah kota diberi label ramah sepeda padahal setiap hari pesepeda masih harus ekstra hati-hati untuk selamat di jalan, bahkan ada pesepeda yang jadi korban?

Saya rasa tidak. Kecuali kota ini setidaknya memperhatikan keselamatan dan melakukan upaya perubahan yang berarti untuk itu. Infrastruktur sepeda yang belum baik bisa jadi hal yang dimaafkan.

Tentu saja mudah meng-klaim bersepeda di kota ini aman dan nyaman jika beramai-ramai lengkap dengan penjagaan mobil dan motor. Padahal lajur sepedanya tidak digunakan.

Bagaimana dengan ibu-ibu tua sendirian yang mengangkut beban ekonomi di sepedanya ini?

Bukan berarti kami menentang adanya penghargaan ini. Kami justru mengapresiasi Bike to Work Indonesia yang punya tujuan baik mendorong kota-kota di Indonesia untuk membuat infrastruktur sepeda lewat acara ini.

Tapi kami berharap acara penghargaan ini juga jadi sikap yang serius memperjuangkan hak pengguna jalan khususnya pesepeda supaya lebih adil, sekaligus memperjuangkan banyak hal baik lain yang muncul dengan adanya budaya bersepeda.

Dan yang kami nilai kurang dari penghargaan ini adalah sebuah standar. Kita bisa belajar dari kompetisi musik klasik. Di banyak kompetisi, juri pasti punya standar nilai untuk penetapan juara.

Jika tidak ada peserta yang meraih nilai standar ini, bisa saja juara dikosongkan. Seperti yang terjadi di kompetisi biola di Jepang ini, di mana tidak ada juara 1.

Atau sebaliknya, jika ada lebih dari satu peserta yang punya standar tinggi. Juara satu bisa diberikan ke lebih dari satu peserta, seperti ketika Christian Li dan Chloe Chua menjuarai Kompetisi Menuhin pada 2018.

Dan di dunia musik klasik, ide penilaian yang bertujuan membuat standar artistik tinggi ini sudah ada dari berdekade lalu, bisa kita lihat dari tabel pemenang kompetisi piano Tchaikovsky sejak 1958 di mana pemenang bisa lebih dari satu peserta, juga tidak ada yang meraih medali emas adalah sebuah kemungkinan.

Acara penghargaan ramah sepeda bisa saja mencontoh hal serupa. Menetapkan nominasi tapi dengan penilaian standar tinggi, sehingga bisa saja medali emas tidak ada yang meraih. Sehingga jadi sebuah sikap, untuk berterimakasih kepada pemerintah daerah yang membangun infrastruktur tapi juga tetap tegas dan adil jika infrastruktur belum cukup baik. Sehingga pemerintah daerah tidak mudah mengklaim sebagai kota ramah sepeda sekaligus mendorong mereka untuk terus berbenah.

Seperti kompetisi musik yang tetap berusaha mempertahankan standar artistiknya, sebaiknya kompetisi ramah sepeda juga digunakan untuk mencapai standar infrastruktur yang baik.

Dan please, jangan gunakan helm sepeda ketika indoor. Selain aneh, ini tidak mewakili ibu-ibu ini yang menganggap naik sepeda adalah aktivitas normal.

Zee FN: SUASANA MALAM TAHUN BARU 2021 https://www.youtube.com/watch?v=-Cj1HJvXChQ&t=20s

Urban Cycling Institute: 3 Myths of Cycling Debunked https://www.youtube.com/watch?v=lvDA-8WUD9A

B2W Indonesia Award 2021 : https://www.youtube.com/watch?v=Zjr221dpprU

Madiun Today : Punya Jalur Sepeda Wisata, Kota Madiun Dinobatkan Kota Ramah Sepeda https://www.instagram.com/p/CXv7de2PyjV/

Pemkot Madiun : Punya Jalur Sepeda Wisata, Kota Madiun Dinobatkan Kota Ramah Sepeda https://www.instagram.com/p/CXw659cv5jO/

Pemkot Madiun : Kuatkan Brand Kota Ramah Sepeda, Wali Kota Apresiasi Madiun Cycling Carnival Forum BUMN https://www.instagram.com/p/CZVx3EYLm96/

Kementerian PUPR : Pedoman Perancangan Fasilitas Sepeda https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/197812092006042004/post/20210331153940__F__05_SE_Db_2021_tentang_Pedoman_Perencanaan_Fasilitas_Pesepeda.pdf

Liputan6 : Kota Madiun Bakal Punya Jalur Sepeda Sepanjang 15km di Akhir 2020 https://surabaya.liputan6.com/read/4408040/kota-madiun-bakal-punya-jalur-sepeda-sepanjang-15-km-akhir-2020

Madiun Today : Tinggal Pembangunan Lapak dan Pemasangan Rambu, Jalur Sepeda Wisata 15km Ditarget Selesai November Ini https://madiuntoday.id/2020/11/13/tinggal-pembangunan-lapak-dan-pemasangan-rambu-jalur-sepeda-wisata-15-kilometer-ditarget-selesai-november-ini/

Suksesi Nasional : Gubernur Jatim Uji Coba Rute 15km Sepeda Wisata Kota Madiun https://tabloidsuksesinasional.com/gubernur-jatim-uji-coba-rute-15-km-sepeda-wisata-kota-madiun/

Pemkot Madiun Kota : Gowes di Kota Madiun, Gubernur Khofifah Jajal Jalur Sepeda Wisata, Tanam Pohon, dan Bagi Sembako https://www.madiunkota.go.id/2020/12/14/gowes-di-kota-madiun-gubernur-khofifah-jajal-jalur-sepeda-wisata-tanam-pohon-dan-bagi-sembako/

Antaranews Jatim : Wali Kota Madiun Mantapkan Rute Sepeda Wisata 15km https://jatim.antaranews.com/berita/420757/wali-kota-madiun-mantapkan-rute-sepeda-wisata-15-kilometer

Madiun Today : Tambah Lampu Gapura, PSC Makin Memesona https://madiuntoday.id/2022/01/27/tambah-lampu-gapura-psc-makin-memesona/

Henk Swarttow : Bicycle Economy https://twitter.com/copenhenken/status/1513064777681190912

Melissa & Christ Brunlett : Enable https://twitter.com/modacitylife/status/1509511124370268167

Brent Toderian : Health https://twitter.com/BrentToderian/status/1508624134380859393

IYMO : Prize Structure https://iymo.org/content/PRIZE-STRUCTURE

The Violin Channel : 1st Prize Menuhin Junior 2018 https://theviolinchannel.com/menuhin-international-violin-competition-junior-joint-1st-prize-winner-2018/

The Violin Channel : No 1st Prize at Sendai Competition 2019 https://theviolinchannel.com/sendai-international-violin-competition-2019-violinist-shannon-lee-2nd-prize-no-1st-prize/

Wikipedia : International Tchaikovsky Competition https://en.wikipedia.org/wiki/International_Tchaikovsky_Competition

Leave a comment